• First Date •
[Uyon's POV]
Wow, first date with Caca.
Setelah selama ini gue lebih bisa dibilang jadi supirnya Caca, akhirnya kita ada kesempatan buat jalan bareng.
Buat date pertama kita ini gue cuma mau jalan-jalan biasa aja di mall, makan bareng, ngopi sambil getting to know each other better. Eh ternyata anaknya minta naik ferris wheel yang katanya tertinggi di Jakarta itu. Okay, that's even better.
Romantis kan tuh naik ferris wheel berdua, aih.
Sekarang gue sedang ada di dalam mobil gue, menunggu Caca turun dari unit apartemennya. Tadi katanya sih dia udah di lift. Berarti kira-kira ada 5 menit lagi lah sebelum Caca sampai di mobil gue.
5 menit itu rasanya lama banget, sumpah. Mana gue deg-degan nggak berhenti. Nggak sabar banget lihat penampilan Caca hari ini.
“Uyoooon!!!” terdengar suara Caca memanggil gue dari arah lobby. Gue sontak menengok ke arah suara manis itu.
Ya Tuhan....
Dia lucu banget hari ini...
Caca yang sehari-hari gue temui buat antar jemput ke kantor biasanya cuma pakai kemeja dan celana seadanya, paling kalau pun lagi niat dia cuma tambah aksesoris. Belum pernah gue lihat dia pakai rok atau dress.
Hari ini dia pakai checkered pattern casual dress warna dusty pink, ditambah tas selempang kecil warna coklat dan aksesoris kecil yang tidak berlebihan. Rambutnya di-blow sedikit supaya terlihat lebih mengembang, tidak seperti biasanya kalau ke kantor dia selalu ikat atau cepol rambutnya supaya nggak ribet waktu kerja.
She looks simple and really, really, really pretty.
Gue turun dari mobil dan dadah-dadah ke arah dia. Lalu dia berlari kecil ke arah gue.
Dan dia peluk gue.
Sumpah, masih nggak biasa dipeluk sama Caca. Walaupun gue dengan soknya bilang dia boleh peluk gue kapan aja, tiap kali dipeluk gue tetep kaget dan makin deg-degan.
“Wey kenapa nih tiba-tiba meluk haha. Kangen yah? Sorry kemaren nggak bisa jemput ke kantor, ada klien yang minta meeting” kata gue sambil membalas pelukan Caca.
“Iya gapapa, Yon. I know you're busy. Gue juga gamau jadi beban lo anter jemput tiap hari” ujar Caca masih sambil memeluk gue makin erat.
“Err.. Ini kapan mau berangkatnya kalo pelukan mulu?”
“Eh iya maap maap haha. Yuk berangkat!” Caca melepaskan pelukannya dan masuk ke mobil.
“Jangan lupa seatbelt-nya, Ca” kata gue setelah masuk mobil dan memasang seatbelt gue sendiri.
“Iye bawel berasa gue anak kecil deh”
“Emang iya kan?”
“Heh gue lebih tua 2 bulan dari lo”
“Oh iya.. Sorry kak.. Haha. Berangkat ya ini” kata gue mulai menyetir keluar dari area parkir apartemen Caca.
Di mobil Caca terlihat sangat happy. She's in a really good mood today. Gue pun jadi ikut happy lihat dia.
“Yon, gue mau pasang lagu boleh nggak?” tanya Caca.
“Boleh dong, langsung connect bluetooth aja, Ca”
Caca menyambungkan HP-nya ke audio mobil gue dan memutar lagu Roxanne milik penyanyi Arizona Zervas. Lalu dia menari-nari sendiri sambil menyanyikan lagu itu.
“Lagi suka banget sama lagu ini ya? Hafal banget liriknya nih kayaknya” ujar gue sambil tersenyum melihat dia.
“Parah suka banget, Yon! Gue bisa dengerin lagu ini on repeat berkali-kali dan nggak enek. Boleh gue on repeat nggak, Yon?” jawab Caca masih sambil nari-nari sendiri.
“Terserah kamu sayang, anything that makes you happy” jawab gue, udah siap digalakin lagi gara-gara bilang 'sayang' ke dia.
Tapi dia nggak menggubris ucapan gue dan tetap tenggelam dalam lagu yang dia putar ini.
Well, I think our first date will be fantastic. Cannot wait to see how this day will go!
—-‐———————-
[Caca's POV]
My mood is at the highest point right now. Saking senangnya mungkin gue bisa terbang dan nggak balik-balik lagi.
I'm here now eating my favorite food; pizza, at my favorite pizza place; Popolamama, with my favorite person; Uyon.
Gue nggak mau munafik, Uyon saat ini memang ada di puncak chart 'Caca's Favorite Person'. I mean, he's the one who is there for me for most of the time, making me laugh when I'm down with his cheesy words, encourage me when I'm stuck with my work, being a yes-man to me when all of the world are against me.
He's always there for me, accompany me through ups and downs.
Now I'm lowkey wanting him to be like this for the rest of my life. Is this mean I'm starting to fall for him? As a lover?
“Mau tambah lagi nggak pizza-nya?” tanya Uyon. Dari tadi dia cuma menopang dagunya dengan satu tangan dan mengamati gue makan dengan seksama.
“Hmm... Boleh nggak...? Hehehehe” jawab gue gatau malu, anaknya suka gila emang kalo udah ketemu pizza.
“Mas? Iya, boleh minta pepperoni pizza-nya satu lagi, sama refill minum ya. Thank you” Uyon langsung memesan lagi tanpa basa-basi.
“Yon lo juga makan dong... Masa dari tadi gue doang sih yang makan... Kalo gini caranya ntar bayarnya bagi dua ya” kata gue nggak enakan.
“Nggak ada, gue yang bayar”
“Kalo gitu ferris wheel-nya gue yang bay-”
“Nggak ada, gamau, all on me today. Lo tinggal seneng-seneng aja pokoknya, oke?” ujar Uyon tegas.
“Ih gue kan nggak enak... Kalo engga gue traktir apa deh...” gue maksa mau bayarin sesuatu.
“Kalo masih maksa batal nih naik ferris wheel-nya” ancam Uyon, mukanya serius nggak bercanda, baru sekali gue lihat dia kayak gini.
Ganteng banget... Laki banget...
“Jangan dong...” kata gue sambil cemberut.
“Makanya nurut”
“Iya nurut deh” gue nyerah.
Uyon langsung tersenyum lebar sampai matanya tinggal segaris. Gosh, how can this man switch from being a fox to being a puppy real quick?!
Tak lama pizza tambahan yang tadi Uyon pesan datang. Setelah waiter menaruhnya di meja, Uyon langsung memberikan satu potongan pizza ke piring kosong gue.
“Bon appétit, cantik” katanya sambil mengelus halus rambut gue.
“Gamau makan kalo lo-nya nggak makan juga”
Uyon langsung mengambil satu potong pizza ke piringnya.
“Happy now?” tanya Uyon.
“Yesssss hehehe, bon appétit, Yon!”
I swear that was the best pizza I've ever had in my life. I never knew that love can make something common feels amazing.
Cannot wait what love will teach me next!