[Aku... Lagi Bingung...]

Kalau aku ditanya: “Apa hal paling berat yang pernah kamu rasain selama hidup ini sampai sekarang?”

Aku mungkin mau jawab: memahami diri sendiri.

Memahami diri sendiri dan menerima sebagaimana adanya.

Kenapa ya rasanya susah banget untuk mengerti apa yang aku sendiri rasakan?

Padahal semua orang bilang, kita lah yang paling mengerti diri kita sendiri.

Well I think not in my case.

Aku... Justru bingung sama diriku sendiri.

Aku itu introvert, aku nggak terlalu nyaman ada di kerumunan orang. Kalau disuruh pilih mau ikut party sama banyak orang atau di rumah aja quality time sama beberapa orang, aku lebih pilih di rumah aja.

Tapi aku sering merasa kesepian kalau sendirian. Aku juga nggak suka ketinggalan moment, which is kalau mau moment-nya ya harus keluar, mingle with people.

Gimana tuh caranya, nggak nyaman rame-rame tapi gamau ketinggalan moment.

Ribet ya aku. Bikin bingung banget.

Lalu aku itu selalu merasa punya dunia sendiri. I mean, I can do things by myself. Ada orang yang nggak bisa makan di luar atau pergi ke mall sendirian kan? Aku bisa banget.

Tapi lagi-lagi aku sering merasa sepi aja. Padahal aku sendiri yang mau sendirian, tapi aku merasa sepi sendiri.

Yang paling aneh, aku sering merasa sendirian padahal banyak teman-teman di sekitar aku.

Jujur ini yang paling bikin bingung.

Dan paling bikin nggak enak.

Kadang aku bingung aja, aku gamau mendem jadi aku cerita kan ke sahabat-sahabatku. Tapi aku suka mikir: “Gimana kalau dia sakit hati aku bilang gitu? Kesannya aku nggak anggep dia ada sebagai sahabat?”

Jadi aku nggak usah cerita aja?

Tapi sesek...

Aku itu... Percaya loh padahal sama sahabat-sahabat aku. Aku percaya mereka bisa bantu aku, aku percaya aku bisa bersandar ke mereka kalau aku butuh, dan aku percaya mereka tulus sama aku.

Tapi kenapa diri aku sendiri yang nggak percaya kalau aku percaya akan hal itu?

Hati dan pikiran benar-benar dua hal paling bikin ribet sedunia.

Tiap hari rasanya kayak ada setan sama malaikat di pundak kanan kiriku. Paham kan, kayak di kartun gitu.

Dua-duanya berdebat buat kasih tau aku mana yang benar, yang negatif atau yang positif.

Bikin pusing tau nggak. Bisa nggak sih kalian nggak berdebat?

Capek banget.

Terus ada lagi, aku selalu ngerasa insecure sama diri aku sendiri yang mau berubah. Kayak aku udah menetapkan hati nih mau berubah, tapi ntar ada aja setan-setan yang bilang: “Alah sok sok mau berubah, emang bisa?”

Ada aja hari-hari kayak gitu. Bikin mau mundur aja.

Bahkan kadang bikin mau mundur aja dari hidup ini.

Tapi nggak dulu, sayang hidupnya. Banyak orang yang mau hidup gue malah gamau, kan kurang ajar.

Gimana ya caranya supaya bisa percaya sama diri sendiri?

Gimana caranya supaya nggak meragukan diri sendiri?

Gimana caranya supaya nggak melulu tenggelam dalam pikiran kayak gini, and just enjoy my life to the fullest?

Ah and one more thing, I know maybe sometimes we have to fake ourself according to the condition, but...

If I can not being fake, I would prefer that.

Gimana caranya supaya aku bisa nyaman dengan lingkunganku sambil menjadi diriku sendiri, diriku yang apa adanya?

Gimana...?

. . . . . .

Pada akhirnya gue sadar, took me 26 years to know this.

Allah itu memang adil ya.

Allah kasih aku semua yang aku mau, yang aku butuh. Family, job, money, health, high education.

Tapi Allah nggak kasih aku ketenangan hati.

Supaya masih ada alasan buat aku untuk kembali ke Allah.

Supaya aku nggak semerta-merta puas dengan hidup yang dikasih Allah.

Subhanallah... Merinding...

Tapi aku percaya kalau sama Allah, it's never too late to be sorry.

Tapi ya jangan kelewatan juga.

So, sambil bilang “yaudahlah” supaya hati kamu tenang dikit, kembali ke Allah aja yuk, Ri? :)