[050421]

Lagi mencoba mencerna kata-kata:

“Mau berhenti kpopan”

“Kapan ya bisa berhenti kpopan”

Hmm... As if Kpop is a forbidden thing like cigarette or alcohol? Haha.

Atau gue aja yang aneh? Karena gue rasa gue nggak bakal keluar dari lingkaran Kpop ini.

I mean, Kpop is my comfort zone. Ini satu-satunya hal yang gue bener-bener suka, bener-bener bikin gue bahagia dan bikin gue hidup.

Mungkin tergantung juga definisi Kpopan atau fangirling masing-masing orang ya. Ada orang yang fangirling sampai se-hardcore itu kayak sasaeng. Ada orang yang menganggap Kpop itu kayak sesuatu yang bisa dikoleksi, jadi rela buat bayar berjuta-juta buat lengkapin koleksi itu. Ada orang yang bener-bener kayak bodyguard-nya para idol, dilindungin dibelain mati-matian dah idol-nya. Ada juga yang support in silence dan nggak terlalu ngoyo ini itu.

Gue tipe yang support in silence.

I do speak up, tapi nggak yang sampai ikutan naikin hashtag lah, atau clean up search bar lah, kirim email protes ke label mereka lah, I don't have time for that lol.

I do spend money, tapi nggak yang sampai rela bayar jutaan cuma buat selembar kertas, atau sampai relain ini itu just for the sake of my idol.

Mungkin karena pada dasarnya Kpop buat gue, it's not just about the idol itself, it's about the culture. Yang gue suka dari Kpop itu musik dan budayanya, idolnya ya bonus. Gue makin sadar akan hal ini ketika nonton series Kpop Evolution di Youtube Originals kemarin. I really really enjoyed the show, knowing the history of Kpop, how it began, how it rose to fame, how it became the Kpop you guys know today.

Sementara yang gue lihat trennya sekarang itu, idol yang dipuja-puja. Orang suka idol-nya dulu, baru suka musiknya, baru cari tau tentang kulturnya. Ya gue nggak munafik kalo pas pertama banget gue tahu Kpop gue juga kayak gitu, tapi gue berani bilang kalau apa yang bisa buat gue bertahan denger Kpop sampai 10 tahun ini ya karena musik dan budayanya, bukan idol-nya doang.

Contoh konkrit lagi, gue malah seneng kalau idol gue ngumumin dia pacaran, beda sama kebanyakan fans yang main langsung ninggalin aja dengan bilang mereka ngerasa dikhianatin sama si idol. WTF man, emang si idol pernah janjiin apaan sampai lo ngerasa gitu, janjiin nikah? Biasa aja lah nanggepin yang kayak gini. Dengan ngumumin kayak gitu justru berarti dia masih manusia. Masih manusia yang mau juga hidupnya dia yang atur sendiri, nggak diatur-atur orang lain kayak robot. Plus, berarti dia percaya sama fans-nya, dia percaya masih akan ada orang-orang yang hargain dia nggak cuma seperti sebuah produk, tapi sebagai orang biasa yang kebetulan pekerjaannya idol.

This is getting long hahaha.

Intinya, gue baru sadar kalo banyak banget orang yang anggap “Kpopan” atau “Fangirling” itu sesuatu yang tabu banget dilakukan orang dewasa. Kayak hal itu cuma bisa lo lakuin kalo masih muda aja, masih sekolah, masih kuliah, belom ada tanggungan hidup. Jadi anggepannya tuh: “uDaH tUa MaSiH kPoPaN mAu jAdi ApA?!”

Padahal mah, santai aja kali. Kalo suka sama musiknya, sama genrenya, yaudah dengerin aja nggak ada dosanya. Kecuali kalo lo loyalnya sama si kegiatan fangirling yang terlalu ngabisin waktu ini, yaudah boleh dah lo mikir lagi ngapain lo ngelakuin hal itu padahal udah dewasa.

Lesson for today: Fangirling is not the same as you liking Kpop as a genre and culture. And for me, I like Kpop as a genre and culture, I even like Korea in general. Fangirling is a bonus.

{Now playing: I Can't Stop Me – TWICE}